Get me outta here!

Minggu, 24 April 2022

Metode Prototype: Pengertian, Tahapan, Kelebihan, Kekurangan

 


Metode Prototype adalah teknik pengembangan sistem yang menggunakan prototype untuk menggambarkan sistem sehingga klien atau pemilik sistem mempunyai gambaran jelas pada sistem yang akan dibangun oleh tim pengembang. Prototype dalam bahasa Indonesia disebut purwarupa (rupa awal). Prototype adalah rupa awal dari sistem yang menggambarkan rupa akhir dari sebuah sistem.

Tahapan dalam metode prototype

Berikut tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam penerapan metode prototype:

1. Requirements Gathering and Analysis (Analisis Kebutuhan)
Tahapan pertama dari metode prototype adalah melakukan pengumpulan dan analisis kebutuhan. Dalam tahap ini, klien dan tim developer akan bertemu dan bersama-sama mendefinisikan format sistem atau software dengan rinci. Selain itu, mereka juga akan mendiskusikan mengenai detail sistem yang diinginkan dan juga mengidentifikasi kebutuhan dan sistem yang akan dibuat.

2. Quick Design (Desain cepat)
Tahap selanjutnya adalah membuat desain sederhana berdasarkan apa yang telah disdiskusikan pada tahap sebelumnya. Desain cepat ini diharapkan bisa memberi gambaran singkat mengenai sistem yang akan dibuat.

3. Build Prototype (Bangun Prototipe)
Setelah quick design telah disetujui dan sesuai dengan keinginan dan kebutuha klien, maka langkah selanjutnya adalah menyusun prototype yang sesungguhnya yang nantinya prototype tersebut akan digunakan sebagai referensi untuk membangun sistem atau membuat software.

4. User Evaluation (Evaluasi Pengguna Awal)
Prototype tersebut kemudian akan dipresentasikan kepada klien untuk kemudian diberikan komentar atau masukan terhadap prototype sistem yang telah dibuat.

5. Refining Prototype (Memperbaiki Prototipe)
Tahap berikutnya, apabila ada saran atau masukan dari klien setelah presentasi prototype, maka prototype perlu diperbaiki terlebih dahulu. Setelah itu, developer perlu mempresentasikan kembali prototype yang telah diperbaiki sampai klien merasa puas atau setuju. Setelah klien setuju, maka tahapan selanjutnya bisa dilakukan.

6. Implement Product and Maintain (Implentasi dan Pemeliharaan)
Tahap akhir dari prototyping adalah mulai membuat sistem atau software sesuai dengan prototype yang telah dibuat sebelumnya. Dalam tahapan ini ada beberapa hal yang dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mengkodekan sistem
b. Menguji sistem yang sudah dibuat
c. Menyerahkan sistem kepada klien untuk dilakukan evaluasi
d. Melakukan perbaikan dan pengembangan bila diperlukan
e. Pemeliharaan agar sistem berjalan lancar tanpa kendala.

Kelebihan metode prototype

  • Lebih menghemat waktu dan biaya dalam pengembangan sistem
  • Penentuan kebutuhan klien lebih mudah direalisasikan
  • Memungkinkan bagi klien untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem. Dengan demikian hasil akhir dari perangkat lunak atau sistem yang dikembangkan akan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan klien.
  • Ketelibatan klien sejak awal akan membantu untuk meminimalisir kesalahan dari awal proses pengembangan.
  • Komunikasi antara klien dengan tim pengembang atau developer dapat berjalan dengan baik.
  • Memudahkan pengembang dalam menentukan kebutuhan kliennya.
  • Adanya kepuasan bagi klien karena memiliki gambaran dari sistem yang dikembangkan.

Kekurangan metode prototype

  • Adakalanya klien terus menerus meminta perbaikan atau penambahan requirement pada sistem, sehingga akan menghabiskan banyak waktu untuk perbaikan dan menambah kompleksitas pembuatan sistem.
  • Pada umumnya metode prototype kurang fleksibel ketika berhadapan dengan perubahan
  • Adakalanya metode ini “memaksa” pengembang membuat kompromi dengan menggunakan sistem yang tidak relevan dan alogaritma yang kurang efisien.

0 komentar:

Posting Komentar