Get me outta here!

Senin, 23 Mei 2022

Metode Pengembangan Sistem: Pengertian, Macam-Macam, Tujuan, Prinsip, Tim



Metodologi Pengembangan Sistem adalah suatu proses pengembangan system yang format dan presisi yang mendefinisikan serangkaian aktivitas, metode, best practices dan tools yang terautomasi bagi para pengembang dan manager proyek dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagai keseluruhan sistem informasi atau software.


Macam-Macam Metode Pengembangan Sistem

1. Metode System Development Life Cycle (SLDC)

2. Model Waterfall

3. Model Prototyping

4. Model RAD (Rapid Application Development)

5. Model Spiral

6. Object Oriented Technology

7. Metode End-user Development


Tujuan Pengembangan Sistem

  1. Perlunya Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem lama secara keseluruan atau memperbiki sistem yang telah ada.

Sistem lama perlu diperbaiki atau diganti karena beberapa hal :

1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul dari sistem lama, misalnya:

a. Ketidakberesan

Ketidakberesan dalam sistem lama menyebabkan sistem lama tidak beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pertumbuhan organisasi

Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan

Organisasi mulai merassakan kebutuhan sistem informasi sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen.

3. Adanya instruksi

Penyusunan sistem baru karena adanya instrusi-instruksi dari atasan atau luar organisasi misalnya aturan pemerintah. Dengan adanya pengembangan sistem dari yang lama ke baru diharapkan terjadi peningkatan-peningkatan sistem yang baru antara lain :

– Performance (kinerja), kinerja sistem beru lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Respon time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.

– Information (informasi), peningkatan kualitas informasi yang disajikan.

– Economy (ekonomi), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungankeuntungan atau penurunan biaya yang terjadi.

– Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan yang akan terjadi.

– Efficiency, peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis, ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumberdaya tersebut digunakan dengan pemborosan yang minimum.

– Service (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.

Prinsip Pengembangan Sistem

Prinsip-prinsip pengembangan sistem antara lain :

  1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk menajemen informasi dari sistem yang digunakan oleh manajemen, sehingga dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.
  2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar, setiap investasi harus mempertimbangkan :
  • Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi
  • Investasi yang terbaik harus bernilai atau menguntungkan.
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang terdidik
4. Tahapan dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan.
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.(bersama-sama).
6. Jangan takut membatalkan proyek.

7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman pengembangan sistem.

Tim Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personal-personal yang kompeten di bidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari:

- Manajer Analis Sistem

- Ketua Analis Sistem

- Analis Sistem Senior

- Analis Sistem Junior

- Pemrogram Aplikasi Senior

- Pemrogram Aplikasi Junior


Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan dikembangkan cukup besar. Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil, maka personilnya dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan. 

Contoh Program Visual Studio Kasir Untuk Pemula

 


Visual Studio Code: Pengertian, Kekurangan, Kelebihan


 

Metode Waterfall: Pengertian, Tahapan, Kelebihan, Kekurangan


Pengertian

Waterfall adalah salah satu jenis model pengembangan aplikasi dan termasuk ke dalam classic life cycle (siklus hidup klasik), yang mana menekankan pada fase yang berurutan dan sistematis. Untuk model pengembangannya, dapat dianalogikan seperti air terjun, dimana setiap tahap dikerjakan secara berurutan mulai dari atas hingga ke bawah.

Tahapan-Tahapan Metode Waterfall

Berikut adalah tahapan yang dilakukan dalam metode waterfall:

1. Requirement

Pada tahap ini pengembang harus mengetahui seluruh informasi mengenai kebutuhan sofatware seperti kegunaan software yang diinginkan oleh pengguna dan batasan software.

Informasi tersebut biasanya diperoleh dari wawancara, survey, ataupun diskusi. Setelah itu informs dianalisis sehingga mendapatkan data-data yang lengkap mengenai kebutuhan pengguna akan software yang akan dikembangkan.

2. Design

Tahap selanjutnya yaitu Desain. Desain dilakukan sebelum proses coding dimulai. Ini bertujuan untuk memberikan gambaran lengkap tentang apa yang harus dikerjakan dan bagaimana tampilan dari sebuah sistem yang diinginkan.

Sehingga membantu menspesifikan kebutuhan hardware dan sistem, juga mendefinisikan arsitektur sistem yang akan dibuat secara keseluruhan.

3. Implementation

Proses penulisan code ada di tahap ini. Pembuatan software akan dipecah menjadi modul-modul kecil yang nantinya akan digabungkan dalam tahap selanjutnya.

Dalam tahap ini juga akan dilakukan pemeriksaan lebih dalam terhadap modul yang sudah dibuat, apakah sudah memenuhi fungsi yang diinginkan atau belum.

4. Integration & Testing

Pada tahap keempat ini akan dilakukan penggabungan modul-modul yang sudah dibuat sebelumnya.

Setelah itu akan dilakukan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah software sudah sesuai desain yang diinginkan dan apakah masih ada kesalahan atau tidak.

5. Operation & Maintenance

Operation & Maintenance adalah tahapan terakhir dari metode pengembangan waterfall. Di sini software yang sudah jadi akan dijalankan atau dioperasikan oleh penggunanya. Disamping itu dilakukan pula pemeliharaan yang termasuk :

  • perbaikan kesalahan
  • perbaikan implementasi unit sistem
  • peningkatan jasa sistem sesuai kebutuhan baru

Kelebihan metode waterfall

Berikut ini merupakan kelebihan yang dimiliki oleh metode waterfall, yaitu:
1. Workflow yang jelas
Dengan menggunakan model SDLC jenis ini, mempunyai rangkaian alur kerja sistem yang jelas dan terukur. Masing – masing tim, memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai dengan bidang keahliannya. Serta dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Hasil dokumentasi yang baik
Waterfall merupakan pendekatan yang sangat metodis, dimana setiap informasi akan tercatat dengan baik dan terdistribusi kepada setiap anggota tim secara cepat dan akurat.

Dengan adanya dokumen, maka pekerjaan dari setiap tim akan menjadi lebih mudah, serta mengikuti setiap arahan dari dokumen tersebut.

3. Dapat menghemat biaya
Kelebihan yang selanjutnya tentu saja dari segi resource dan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dengan menggunakan model ini. Jadi, dalam hal ini klien tidak dapat mencampuri urusan dari tim pengembang aplikasi. Sehingga pengeluaran biaya menjadi lebih sedikit.

Berbeda dengan metode Agile, yang mana klien dapat memberikan masukan dan feedback kepada tim developer terkait dengan perubahan atau penambahan beberapa fitur. Sehingga perusahaan akan mengeluarkan biaya yang lebih besar daripada Waterfall.

Kekurangan Metode Waterfall

Berikut ini merupakan kekurangan yang dimiliki oleh metode waterfall, yaitu:
  1. Tidak fleksibel: Jika klien memiliki perubahan visi di tengah jalan, tentu akan sulit bagi pengembang untuk merubahnya. Pengerjaan yang linear memaksa hasil akhir harus setia dengan konsep di awal.
  2. Memakan waktu yang lama: Pengerjaan yang linear dan struktural tersebut, memaksa proses yang dilakukan menjadi lama. Pengerjaan yang tidak bisa dilakukan secara paralel, tentu bisa lebih memakan banyak waktu.
  3. Potensi kenaikan biaya yang besar: Karena produk software baru bisa dilihat setelah hasil akhirnya jadi, maka jika ada rasa tidak puas dan revisi dari klien, dibutuhkan pengerjaan ulang. Karena pengulangan tersebut tentu biaya dan tenaga yang dikeluarkan akan lebih besar.

Macam-macam Framework dalam Pemrograman web


Pengertian

Framework jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia berarti “Kerangka Kerja”. Framework dibuat untuk memudahkan dalam memudahkan dalam merangkai coding yang nanti akan dibuat sehingga dapat tertata secara rapi.

Kerangka kerja diciptakan untuk mempermudah kinerja dari programmer. Sehingga, seorang programmer tidak perlu untuk menuliskan kode secara berulang – ulang. Karena di dalamnya sendiri anda hanya perlu menyusun komponen – komponen pemrograman saja.

Fungsi Framework

Framework memiliki fungsi utama untuk memudahkan web developer dalam membuat sebuah website. Selain itu, framework juga memiliki fungsi lain. Berikut di antaranya:

1. Membuat kode program menjadi lebih terstruktur

Framework biasanya memiliki pola arsitektur dalam menuliskan kode. Sehingga, kode yang dituliskan lebih mudah dan struktur. Dampaknya, kamu dapat dengan cepat menemukan kesalahan dan langsung memperbaikinya.

2. Meningkatkan keamanan

Selain membuat kode lebih terstruktur, framework dapat meningkatkan keamanan website kamu. Seperti contohnya framework Laravel yang sudah mengadopsi berbagai sistem keamanan seperti autentikasi, enkripsi, dan hashing.

3. Mempercepat pembuatan website

Berikutnya adalah framework ini dapat mempercepat pembuatan website. Hal itu karena pengembang dapat menggunakan komponen-komponen yang sudah disediakan dan tidak perlu menulis kode dari awal, sehingga dapat mempercepat pembuatan sebuah website.

4. Pemeliharaan dan perawatan website lebih mudah

Yang terakhir adalah framework ini dapat mempermudah kamu dalam memperbaiki dan merawat website. Perbaikan bug, maintenance menambah fitur dan meningkatkan keamanan website akan jadi lebih mudah karena kebanyakan framework sudah menggunakan pola arsitektur yang beragam.

Macam-macam framework

Ada beragam macam framework yang sering digunakan untuk membuat website. Berikut ini adalah macam-macam framework untuk membuat suatu website:

Senin, 09 Mei 2022

Contoh Program Pascal Sederhana Untuk Pemula


 

Minggu, 24 April 2022

Metode Prototype: Pengertian, Tahapan, Kelebihan, Kekurangan

 


Metode Prototype adalah teknik pengembangan sistem yang menggunakan prototype untuk menggambarkan sistem sehingga klien atau pemilik sistem mempunyai gambaran jelas pada sistem yang akan dibangun oleh tim pengembang. Prototype dalam bahasa Indonesia disebut purwarupa (rupa awal). Prototype adalah rupa awal dari sistem yang menggambarkan rupa akhir dari sebuah sistem.

Tahapan dalam metode prototype

Berikut tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam penerapan metode prototype:

1. Requirements Gathering and Analysis (Analisis Kebutuhan)
Tahapan pertama dari metode prototype adalah melakukan pengumpulan dan analisis kebutuhan. Dalam tahap ini, klien dan tim developer akan bertemu dan bersama-sama mendefinisikan format sistem atau software dengan rinci. Selain itu, mereka juga akan mendiskusikan mengenai detail sistem yang diinginkan dan juga mengidentifikasi kebutuhan dan sistem yang akan dibuat.

2. Quick Design (Desain cepat)
Tahap selanjutnya adalah membuat desain sederhana berdasarkan apa yang telah disdiskusikan pada tahap sebelumnya. Desain cepat ini diharapkan bisa memberi gambaran singkat mengenai sistem yang akan dibuat.

3. Build Prototype (Bangun Prototipe)
Setelah quick design telah disetujui dan sesuai dengan keinginan dan kebutuha klien, maka langkah selanjutnya adalah menyusun prototype yang sesungguhnya yang nantinya prototype tersebut akan digunakan sebagai referensi untuk membangun sistem atau membuat software.

4. User Evaluation (Evaluasi Pengguna Awal)
Prototype tersebut kemudian akan dipresentasikan kepada klien untuk kemudian diberikan komentar atau masukan terhadap prototype sistem yang telah dibuat.

5. Refining Prototype (Memperbaiki Prototipe)
Tahap berikutnya, apabila ada saran atau masukan dari klien setelah presentasi prototype, maka prototype perlu diperbaiki terlebih dahulu. Setelah itu, developer perlu mempresentasikan kembali prototype yang telah diperbaiki sampai klien merasa puas atau setuju. Setelah klien setuju, maka tahapan selanjutnya bisa dilakukan.

6. Implement Product and Maintain (Implentasi dan Pemeliharaan)
Tahap akhir dari prototyping adalah mulai membuat sistem atau software sesuai dengan prototype yang telah dibuat sebelumnya. Dalam tahapan ini ada beberapa hal yang dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mengkodekan sistem
b. Menguji sistem yang sudah dibuat
c. Menyerahkan sistem kepada klien untuk dilakukan evaluasi
d. Melakukan perbaikan dan pengembangan bila diperlukan
e. Pemeliharaan agar sistem berjalan lancar tanpa kendala.

Kelebihan metode prototype

  • Lebih menghemat waktu dan biaya dalam pengembangan sistem
  • Penentuan kebutuhan klien lebih mudah direalisasikan
  • Memungkinkan bagi klien untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem. Dengan demikian hasil akhir dari perangkat lunak atau sistem yang dikembangkan akan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan klien.
  • Ketelibatan klien sejak awal akan membantu untuk meminimalisir kesalahan dari awal proses pengembangan.
  • Komunikasi antara klien dengan tim pengembang atau developer dapat berjalan dengan baik.
  • Memudahkan pengembang dalam menentukan kebutuhan kliennya.
  • Adanya kepuasan bagi klien karena memiliki gambaran dari sistem yang dikembangkan.

Kekurangan metode prototype

  • Adakalanya klien terus menerus meminta perbaikan atau penambahan requirement pada sistem, sehingga akan menghabiskan banyak waktu untuk perbaikan dan menambah kompleksitas pembuatan sistem.
  • Pada umumnya metode prototype kurang fleksibel ketika berhadapan dengan perubahan
  • Adakalanya metode ini “memaksa” pengembang membuat kompromi dengan menggunakan sistem yang tidak relevan dan alogaritma yang kurang efisien.